Saturday, April 25, 2015

Bakteri pada Ketiak  

          Tidak dapat dipungkiri bahwa di sekitar kita bahkan di tubuh kita hidup bermacam-macam bakteri, tak terkecuali pada ketiak. Ketiak atau dalam bahasa Latin disebut axilla adalah daerah lipatan tubuh manusia yang menghubungkan lengan atas dengan bahu. Ketiak dikenal sebagai salah satu bagian tubuh yang sensitif saat digelitik dan sebagai salah satu bagian tubuh yang agak tersembunyi. 
          Secara anatomis, ketiak diikat pada bagian anterior oleh otot pectoralis major dan otot pectoralis minor, dan bagian posterior oleh otot subscapularis dan tulang belikat. Kemudian di bagian medialnya oleh otot serratus anterior serta bagian lateral oleh otot coracobrachialis dan bagian caput brevis dari otot biceps brachii. 
          Rambut ketiak selalu tumbuh di ketiak, baik pada pria maupun wanita. Pertumbuhan rambut ini dimulai pada saat masa pubertas. Biasanya pada wanita, rambut tersebut dicukur dengan alasan estetika. Pria biasanya tetap membiarkan rambut tersebut tumbuh dan hanya dicukur bila sudah cukup lebat. Akan tetapi, kini banyak pria yang juga mencukur rambut ketiaknya untuk menjaga popularitasnya sebagai seorang model atau seorang atlet, dan lain sebagainya. 
 
Penyebab Bau Ketiak Berlebihan: 
• Stres. Jenis keringat yang paling bau adalah keringat ketika sedang stres. Hal ini karena ketika stres, Keringat yang dihasilkan berbeda dengan keringat yang dihasilkan ketika berolahraga. Keringat saat stres lebih banyak mengandung air dan elektrolit. 
• Keturunan. Sekitar sepuluh hingga lima persen orang memiliki gen khusus yang membuat keringat mereka lebih mudah bau dibandingkan orang lain. Gen tersebut membuat badan menjadi lebih mudah berkeringat dibandingkan dengan orang biasa. Hal inilah yang kemudian memicu bau pada ketiak. Ketiak yang sering berada dalam keadaan lembab dan hangat menjadi tempat favorit bagi bakteri Micrococcus sedentarius yang memproduksi bau keringat yang menyengat. 
• Jarang berganti pakaian. Kadang kita memiliki pakaian favorit yang sering digunakan atau malas mencuci pakaian. Hal ini tak hanya menyebabkan pakaian bau tetapi juga menyebabkan bau ketiak tetap berada dalam pakaian yang sering digunakan tersebut. Jika Anda jarang berganti pakaian, segera hilangkan kebiasaan buruk tersebut. 
• Makanan. Makanan yang mengandung bawang putih atau bawang merah bisa menyebabkan bau mulut. Zat yang terkandung didalam bawang juga akan mengalir dalam darah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk keringat dan air kencing. Makanan lain yang juga dapat menyebabkan bau yaitu brokoli dan kubis brussels. Banyak orang juga mengaku mengalami bau ketiak ketika makan banyak daging. 
• Kelainan genetik. Mutasi jenis gen tertentu bisa menyebabkan kelainan genetik trimethylaminuria. Kelainan genetik ini menyebabkan tubuh sukar memecah zat trymethylamine. Hal ini dapat menyebabkan seseorang berbau seperti ikan yang dapat membuat seseorang minder karena selalu dijauhi. 
• Minuman beralkohol. Alkohol dapat membuat keringat berbau tak sedap. Ketika mabuk, alkohol akan mengalir ke seluruh tubuh melewati aliran darah dan keluar lewat pori-pori kulit dalam bentuk keringat.
 • Penyakit Kencing Manis. Diabetes tertentu yang disebut diabetic ketoacidosis akan menyebabkan tubuh mulai membakar lemak untuk memproduksi energi saat kekurangan insulin. Hal ini menyebabkan berkumpulnya ketone pada tubuh yang menyebabkan bau ketiak. 
          Bakteri juga merupakan sumber bau ketiak. Para ilmuwan menemukan bahwa kulit di bagian ketiak manusia merupakan tempat terfavorit bagi bakteri. Dalam penampang kulit seluas satu inci persegi, di ketiak bisa terdapat 516.000 bakteri. 
          Biasanya kita menyalahkan keringat sebagai penyebab bau badan. Bau ketiak memang dapat menjadi masalah psikologis bagi banyak orang. Penderitanya menjadi minder dan malu bersosialisasi, juga menjadi malas dan enggan untuk beraktivitas yang dapat menghasilkan keringat seperti berolahraga. Banyak yang beranggapan bahwa penyebabnya adalah malas mandi atau kurang menjaga kebersihan. Namun setelah mencoba mandi secara teratur dan menjaga kebersihan badan ternyata ketiaknya tetap saja bau. 
          Tubuh kita memproduksi keringat dari dua jenis kelenjar, yaitu ekrin dan apokrin. Kita memiliki sekitar 3 juta kelenjar ekrin yang ditemukan di kulit kita. Kelenjar ekrin akan mengeluarkan keringat untuk mendinginkan tubuh kita. Keringat ini sebagian besar terdiri dari air dan garam. 
         Kelenjar apokrin bekerja dengan sedikit berbeda. Ada sekitar 2.000 kelenjar apokrin ini yang biasanya ditemukan dalam folikel rambut kita. Ketika kita sedang stres baik fisik ataupun emosional mereka menghasilkan keringat yang kaya dengan protein dan asam lemak termasuk karbohidrat yang disebut sialomucin. Sialomucin adalah glikoprotein, suatu protein yang memiliki lapisan gula. 
          Banyak bakteri menyukai gula (monosakarida) seperti glukosa sebagai sumber makanannya. Melalui proses yang disebut respirasi sel, bakteri pada kulit memecah sialomucin untuk digunakan sebagai sumber energi. Tergantung pada jenis bakterinya, energi ini dapat diperoleh dengan fermentasi, respirasi aerobik atau respirasi anaerobik. Produk sampingan dari bakteri yang melakukan metabolisme keringat adalah bau badan. 
         Beberapa bakteri yang diduga menjadi penyebab bau badan tersebut diantaranya ialah Staphylococcus epidermidis, Corynebacterium acne, Pseudomonas aeruginosa dan Streptococcus pyogenes (Endarti et al., 2002). Penggunaan antibiotik yang tidak benar biasanya akan membuat bakteri menjadi bersifat resisten dan tetap memperbanyak diri dalam inangnya. Menurut Bartlett (2007) bakteri S. epidermidis umumnya telah resisten terhadap antibiotik penisilin dan metisilin, sehingga perlu diketahui bahan alternatif yang dapat membasmi atau menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia hirta) dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. epidermidis yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan metode difusi agar.


Staphylococcus epidermidis 
Klasifikasi 
Kingdom : Bacteria 
Phylum : Firmicutes 
Class : Bacilli 
Order : Bacillales 
Family : Staphylococcaceae 
Genus : Staphylococcus 
Species : Staphylococcus epidermidis 
         Kurva tumbuh bakteri S. epidermidis dibuat untuk mengetahui waktu dimana bakteri tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat, yaitu pada fase logaritmik. Pada fase logaritmik tersebut, kebutuhan nutrisi bakteri terpenuhi secara optimal sehingga bakteri dapat melakukan pertumbuhan dengan cepat dan dapat merespons dengan baik berbagai pengaruh faktor luar yang mengenainya.

           Pada Gambar 2 diketahui bahwa fase logaritmik pertumbuhan bakteri uji berada pada usia jam ke-2 hingga jam ke-14. Berdasarkan data tersebut, maka dilakukan pembuatan kurva baku yang menunjukkan hubungan antara nilai absorbansi suspensi bakteri yang berusia jam ke-4, 6, dan 8 dengan jumlah sel bakteri yang terhitung pada usia tersebut.

          Pada Gambar 3 diperoleh persamaan garis lurus (y= 0,7507x + 7,4793) yang digunakan untuk menentukan banyaknya jumlah sel bakteri pada setiap usia pertumbuhannya. Bakteri yang digunakan dalam pengujian ialah yang memiliki kecepatan pertumbuhan tertinggi. 
          Sejumlah cara dapat digunakan untuk mengatasi bau badan. Anda terlebih dahulu mencoba beberapa cara menghilangkan bau ketiak secara alami sebelum melakukan pengobatan medis. Bila cara tradisional tidak berhasil, anda dapat mengunjungi dokter yang mungkin akan memberikan beberapa pilihan sesuai kondisi yang anda miliki. Cara menghilangkan bau ketiak minimal invasif mencakup perawatan intensif lokal dengan krim antibakteri, antibiotik topikal, antiperspirant yang mengandung aluminium klorida; elektrolisis untuk menghilangkan rambut dan membatasi pertumbuhan bakteri, dan mengobati kondisi kulit bagian ketiak. 
         Pola makan juga memainkan peran penting. Anda dapat mencoba menghindari konsumsi alkohol, bawang putih, dan bawang untuk melihat apakah kondisi bau berkurang. Cara lain adalah dengan menggunakan 20% aluminium klorida yang tersedia di apotik (Drichlor, Anhydrol Forte, atau Perspirex). Dosis ini cukup kuat, jadi pastikan untuk menggunakannya dengan sangat hati-hati sesuai petunjuk karena ia bahkan bisa merusak pakaian Anda. Juga perlu diingat bahwa sering mengganti pakaian Anda dapat membantu mengurangi bau, karena bau keringat dapat menyatu kedalam bahan pakaian. 
          Pendekatan yang lebih invasif saat ini seperti penggunaan laser pada ketiak untuk menghancurkan kelenjar apokrin, serta penggunaan toksin botulinum A (Botox) yang bekerja dengan menonaktifkan saraf-saraf yang memicu aktivitas kelenjar keringat. Beberapa pasien bahkan menggunakan metode sedot lemak, untuk menghilangkan kelenjar keringat dari lapisan dalam kulit. 
          Deodoran dan antiperspiran adalah cara menghilangkan bau ketiak yang paling populer di masyarakat, tapi produk yang mana yang harus Anda gunakan ? Deodorant dan antiperspiran sangat laku karena ia dapat dengan mudah digunakan oleh semua orang. Dengan hanya memutar lalu mengoleskan atau menyemprot setelah Anda mandi, maka Anda percaya tidak akan ada bau ketiak, setidaknya untuk beberapa jam. 
         Produk deodoran dan antiperspiran tidak bekerja dengan cara yang sama. Deodoran melawan bakteri yang memakan zat dalam keringat Anda. Sebagian besar deodoran menambah aroma untuk membuat Anda berbau segar atau jantan. Tapi tugas utama mereka adalah untuk membuat kulit di ketiak Anda tidak ramah terhadap bakteri. 
         Antiperspiran bertugas menghentikan produksi keringat. Mereka memiliki bahan-bahan seperti garam aluminium yang menutup kelenjar keringat. Banyak antiperspiran juga mengandung beberapa bahan anti bakteri dan juga zat yang menimbulkan aroma tertentu, tetapi tujuan utama mereka adalah untuk menjaga ketiak tetap kering. 
        Petunjuk pada beberapa produk antiperspiran dosis kuat merekomendasikan bahwa sebaiknya mereka digunakan pada waktu tidur. Selama tidur, kulit seseorang lebih mudah menerima bahan-bahan pelindung. Karena zat-zat diserap oleh tubuh, efek antipespiran bisa berlangsung sepanjang hari, bahkan setelah mandi di pagi hari. 
     Beberapa cara diatas memiliki efek samping yang mungkin berbahaya. cara terakhir untuk menghilangkan bau ketiak adalah operasi pengangkatan kelenjar yang langka di lakukan di negara barat tetapi umum di gunakan di negara-negara asia maju. operasi pengangkatan kelenjar dengan operasi tradisional memiliki beberapa kelemahan. pertama-tama, tingkat keberhasilan hanya sekitar 30 – 40 persen. akibat lain yaitu tubuh dapat mengkompensasi hilangnya kelenjar keringat pada bagian ketiak dengan meningkatkan produksi keringat di bagian tubuh lain. 
        Cara pengangkatan kelenjar keringat terbaik saat ini adalah dengan bedah teknik minimal invasif. Cara menghilangkan bau ketiak ini dilakukan hanya dengan membuat sayatan kecil yang nyaris tidak terlihat. Tindakan ini hanya membutuhkan waktu singkat namun hasilnya permane. Saya berharap sedikit penjelasan di atas dapat memberikan gambaran beberapa pilihan penghilang bau ketiak. Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter kulit yang akan membantu mengidentifikasi strategi mengatasi bau ketiak yang cocok untuk Anda. 
      Demikian informasi yang dapat saya sampaikan tentang bakteri pada ketiak, semoga artikel ini menambah pengetahuan kita dan dapat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari. Terimakasih.. 

Daftar Pustaka
 Bartlett, J.G. (2007). Staphylococcus epidermidis [Online]. Tersedia: http://prod.hopkins-abxguide.org/pathogens/bacteria/aerobic_grampositive_cocci/staphylococcus_epidermidis. 
Endarti, Yulinah, E and Soediro, I. (2002). Kajian Aktivitas Asam Usnat terhadap Bakteri Penyebab Bau Badan [Online]. Tersedia: http://bahan- alam.fa.itb.ac.id 
Anonim.DeodorandanPerspiran.http://ocw.usu.ac.id.pdf.2008. Diakses pada Sabtu, 25 April 2015 pukul 17.57 WIB. 
YantiHamdiyati.JurnalPenelitian.http://file.upi.edu.pdf.2011. Diakses pada Sabtu, 25 April 2015 pukul 17.50 WIB.